Posted on October 14, 2024 By Admin
Salah satu proses penting yang harus terjadi dalam penerapan pembelajaran yang inklusif dan berdampak, khususnya bagi peserta didik berkebutuhan khusus di sekolah reguler, adalah penerapan manajemen kelas yang inklusif oleh para guru atau pendidik. Namun, amat disayangkan banyak sekolah yang belum mampu menerapkan manajemen kelas yang inklusif karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh guru atau pendidik. Hal ini pula yang melatar belakangi terselenggaranya penelitian berjudul “Model Manajemen Kelas untuk Meminimalisir Diskriminasi Siswa Disabilitas di Sekolah Inklusif” oleh para peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Berkaitan dengan penelitian tersebut, Yayasan Wahana Inklusif Indonesia sebagai lembaga yang banyak berkecimpung dalam pengembangan pelaksanaan pendidikan inklusif telah diundang menjadi narasumber dalam kegiatan Konsinyering Pembahasan Hasil Penelitian pada Senin-Selasa, 22-23 September 2024 di Kompleks Perkantoran BRIN, di Cibinong, Kabupaten Bogor.
Yuni Fitriani, S.Pd, selaku Koordinator Pendidikan di Yayasan Wahana Inklusif Indonesia yang menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan konsinyering penelitian tersebut mengapresiasi para peneliti dari BRIN yang telah memilih topik pendidikan inklusif sebagai bagian dari fenomena yang penting untuk dikaji. Khususnya dalam rangka menghadirkan referensi bagi para akademisi, peneliti, dan praktisi pendidikan dalam terus mendukung penyelenggaraan pendidikan inklusif. Dalam paparannya, Yuni kembali menekankan tentang pentingnya penguatan pemahaman tentang konsep pendidikan inklusif dan konsep disabilitas serta penerapannya dalam pendidikan untuk bisa memahami lebih jauh tentang berhasil atau tidaknya penerapan manajemen kelas di sekolah.
Yuni menyarankan agar penyelenggaraan penelitian dapat dilakukan pada sekolah-sekolah yang memang sudah memiliki pemahaman dan penerapan pendidikan inklusif yang tepat, agar hasil penelitiannya juga menjadi tidak bias. Selain itu, Yuni menjelaskan bahwa penerapan manajemen kelas hendaknya didasari oleh sebuah perencanaan pembelajaran yang didukung oleh data tentang karakteristik peserta didik di dalam kelas, dan hal inilah yang sering kali tidak terjadi di sekolah-sekolah yang berakibat terabaikannya dan tidak terakomodirnya peserta didik berkebutuhan khusus di dalam pembelajaran di kelas. Manajemen kelas haruslah dipahami sebagai bagian dari upaya menghapuskan berbagai rintangan yang masih terdapat pada pembelajaran peserta didik di ruang-ruang kelas serta untuk memunculkan lingkungan yang suportif bagi perkembangan mereka.
“Manajemen kelas ini secara konkrit diantaranya berwujud tindakan guru untuk mengatur posisi duduk peserta didik agar dapat terlibat dalam kegiatan pembelajaran, penggunaan sarana dan media pembelajaran yang sesuai, mengatur tata letak peralatan dan pencahayaan di dalam kelas, dan sebagainya,” tambah Yuni.
Menanggapi paparan dari Yayasan Wahana Inklusif Indonesia, ketua tim peneliti BRIN, Prof. Dr. Farida Hanun, M.Pd, menyampaikan terima kasih atas masukan yang disampaikan. Masukan tersebut sangat berharga dalam menambah pengetahuan para peneliti terkait penyelenggaraan pendidikan inklusif yang saat ini penerapannya sedang diteliti oleh BRIN.